Saturday, November 8, 2008

Sebuah Pasar bernama Bus Malam


Dear All,

Akhir bulan Oktober gue pergi ke Bojonegoro untuk menghadiri pemakaman seorang paman yang meninggal karena Kanker Prostat. Tentang paman yang satu ini gue akan bercerita di kesempatan lain. Sekarang topiknya adalah tentang Bus Malam yang gue tumpangi...

Sebelum berangkat dari Bandung, bus yang membawa gue pergi ke Bojonegoro harus singgah dulu di terminal Cicaheum di Bandung timur. Seperti halnya bus2 lainnya tentu... Setelah sampai di antrian keberangkatan yang memakan waktu hampir 20 menit, bus ini akan pergi menjalani perjalanan jauh selama 12 jam lebih...(hoaemmmm kebayang kan cape'nya...). Selama mengantri inilah bus dimasuki oleh belasan pedagang eceran keliling. Ada yang berdagang jeruk, roti, bolpen dan alat tulis lainnya, senter kocok tanpa baterai yang buatan China, dan pedagang minuman energi. Tak ketinggalan pengamen terminal dan pengemis cacat yang sangat berat perjuangannya untuk sampai di dalam bus.

Sesama pedagang itu gue lihat saling toleransi. Prinsip mereka mungkin antri lebih baik, toh rejeki gak akan lari ke mana...Ketika pedagang bolpen menjajakan dagangannya dengan cara "meminjamkan" dari penumpang di depan sampai belakang, kemudian menanyai satu per satu, apakah mau membeli atau tidak, pedagang senter kocok menunggu dengan sabar di dekat kemudi bus. Setelah si pedagang bolpen selesai, pedagang senter kocok pun berpromosi dengan suara yang cukup keras dan tempo cepat mengenai barang dagangannya. Dari korea katanya...tapi kemudian ada seorang penumpang yang meralat : dari china ini mah...Si pedagang meringis dan memberi alasan, ah korea dan china deketan kok. Kekekeke...

Tapi yang paling bikin kuping panas adalah pengamen terminal. Dalam syair lagunya ada satu bait yang kira2 bunyinya begini: "kalau bapak dan ibu kasih seribu kami akan berterima kasih, kalau gak ngasih...malu ama pak supir yang berkumis itu..." halah...gue kena juga tuh. Kasih aja seribu, kan gak enak ama kumis nya pak supir...wakakakakaka....

Sebuah pasar...ya bus malam ini dan bus2 lainnya adalah sebuah pasar dadakan dan tak resmi yang menggeliatkan ekonomi tingkat akar rumput. Receh demi receh yang berpindah tak sedikit membuat mulut lapar menjadi kenyang, baju bolong diganti yang baru dan anak istri di rumah jadi tersenyum simpul. Fenomena yang mungkin hanya ada di negeri kita ini, negeri yang kuat menahan krisis ekonomi, negeri dengan berjuta masalah kompleks dan ribuan foto Caleg yang berjejer di pinggir jalan menuju tujuan bus malam ini.

Salam sejahtera buat kita semua, Tuhan memberkati.

Amin.

No comments: