Sunday, February 19, 2012

[SITYB] Memilih untuk Menjadi Seorang Dokter

(Sharing Bro Ricky Wijaya)

Secarik surat untuk dokter, mahasiswa kedokteran, dan orang-orang yang bercita-cita ingin menjadi dokter..

Rekan sejawat yang terhormat,

Jika Anda ingin menjadi dokter dengan alasan..

1. Supaya bisa menjadi kaya raya. Segera kemasi barang-barang Anda. Mungkin di fakultas lain lebih tepat untuk mendidik Anda menjadi seorang businessman yang bergelimang rupiah, daripada harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.
2. Untuk mendapat kedudukan sosial yang tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan. Maka silahkan kembali ke jaman Mesir ribuan tahun yang lalu, dan jadilah Firaun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar, hanya untuk mendapat kesan bahwa Anda paling berharga.
3. Untuk memudahkan pencarian jodoh atau menarik perhatian calon mertua. Mungkin lebih baik Anda mencari agensi selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih yang necis, sementara Anda alpa dari makna menjadi dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan. Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, terlihat tampan dengan jas putih kebanggaan, atau agar para tetangga terbungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah..

1. Memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang: Masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk, yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.
2. Memilih jalan empati. Ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan hati seorang bapak tua, yang baru saja kehilangan anaknya karena penyakit malaria.
3. Memilih jalan kemanusiaan. Ketika kita tergerak untuk mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana alam, dengan bayaran cuma-cuma.
4. Memilih jalan kepedulian. Saat kita mau untuk mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan dari pasien-pasien kita.
5. Memilih jalan untuk berbagi. Ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, "Jangan menangis lagi, pak, saya akan bantu perihal pembayarannya."
6. Memilih jalan kasih sayang. Ketika dengan penuh kasih sayang kita mengusap lembut rambut dari seorang anak yang terkena penyakit Leukemia, dan berbisik lembut di telinganya, "Dik, mau diceritain dongeng ngga sama om dokter?"
7. Memilih jalan ketegasan. Ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tersenyum mantap kita berkata, "Maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya."
8. Memilih jalan pengorbanan. Ketika tengah malam ada tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.
9. Memilih jalan terjal, mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tetapi perkenanan dari Allah-lah yang senantiasa kita perjuangkan.
10. Ya. Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju Surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi diperlukan..

"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." (Pengkhotbah 9:10).

--Disadur dari FB temen, diambil dari sumber email..

Jesus bless ...

No comments: